Saat ane baca artikel tentang kereta dngan satu penumpang, saya agak sedikit tidak percaya. masak sih ada kereta maih beroperasi hanya dengan satu penumpang, klo di Indonesia ada 20 penumpang setiap harinya mukin sudah diberhentikan. Di tempat tinggalku Magelang,dulu ada kereta api tapi entah kenapa sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Ada wacana mau diaktifkan lagi tapi sampai sekarang belum jelas berkelanjutanya.Berikut ini artikel yang ane kutip dari kompas.com
TEMPO.CO,
Jakarta
- Selama bertahun-tahun, hanya ada satu penumpang yang menunggu di
Stasiun Kami-Shirataki di Hokkaido, pulau paling utara Jepang. Adalah
seorang gadis sekolah tinggi, dalam perjalanan menuju sekolahnya. Kereta
berhenti di sana hanya dua kali sehari, sesekali untuk menjemput gadis
itu dan mengantarnya kembali ketika sekolah berakhir.
Kedengarannya seperti film Hayao Miyazaki. Namun, menurut CCTV News, itu
adalah keputusan yang Japan Railways, sebuah perusahaan jaringan kereta
api Jepang. Keputusan itu dibuat 2-3 tahun yang lalu.
Pada
saat itu, penumpang di Stasiun Kami-Shirataki semakin sedikit karena
lokasinya yang terpencil, dan menjadi tujuan akhir layanan angkutan.
Japan Railways sedang bersiap-siap untuk menutup stasiun bawah untuk
kebaikan-sampai mereka melihat bahwa itu masih digunakan setiap hari
oleh beberapa pelajar. Stasiun itu masih dibuka.
Jadwal
perjalanan kereta bahkan disesuaikan dengan jadwal gadis itu. Gadis yang
tidak ingin disebutkan namanya ini diharapkan lulus Maret ini, ketika
stasiun akhirnya akan ditutup.
Banyak orang mengangkat topinya
mengapresiasi pemerintah Jepang yang menjadikan pendidikan sebagai
prioritas utama. "Mengapa saya tidak ingin mati, ketika pemerintah
menyiapkan perjalanan ekstra hanya untuk saya," salah satu komentar
menulis di halaman Facebook CCTV. "Ini adalah arti tata kelola yang baik
menembus tepat ke tingkat akar rumput. Setiap warga negara penting.
Tidak ada anak yang tertinggal."
Sebuah video YouTube,
memberikan rasa belasungkawa atas hilangnya perjalanan kereta ke
pedesaan Jepang. Dengan rendahnya angka kelahiran di negara itu,
populasi manusia yang makin tua, dan ancaman kehilangan sepertiga dari
penduduknya pada 2060, Jepang menghadapi sejumlah krisis termasuk
surplus perumahan kosong dan tenaga kerja yang menyusut. Termasuk sistem
kereta api bangsa sedang dilanda pergeseran ini.
Jaringan rel
kereta api cepat Jepang terus memperluas jaringan ke pinggiran negara,
melayani banyak orang yang lebih tua, dengan kereta api berteknologi
rendah dan mulai usang. Stasiun Kami-Shirataki, misalnya, duduk di kota
Engaru di bagian pedesaan Hokkaido, yang kehilangan setidaknya 20 jalur
rel dalam beberapa dekade terakhir, seperti dilansir majalah Fortune.
Tetapi jika cerita ini dari seorang gadis muda dan hubungannya dengan
Stasiun Kami-Shiratki menjadi indikator, menghilangnya kereta api
pedesaan Jepang akan diingat sebagai pelayanan mereka untuk bagian yang
paling terpencil di negara ini.